Berbekal Google Maps di
genggaman tangan, saya memulai perjalanan dengan Mamake menyusuri wisata di
Penang yang bisa ditempuh dengan jalan kaki. Untuk mencapai tempat wisata di
Penang ini ada tiga alternatif, kamu bisa sewa sepeda, naik
transportasi umum atau kamu jalan kaki, aku rekomendasiin untuk jalan kaki aja karena kotanya benar-benar enak untuk
jalan kaki! Kecuali kalau jaraknya agak jauh, kamu bisa hop on bus juga di bus stop terdekat.
Penang itu terkenal
dengan surganya pejalan kaki, karena kemanapun di kota ini sangat
mudah dan nyaman ditempuh dengan jalan kaki. Akses untuk pejalan kaki di kota
ini sudah cukup manusiawi dengan jalanan yang lebar dan terang. Penang juga
terkenal dengan surganya mural. Beberapa jalan di kota Penang dihiasi dengan
mural dari pelukis ternama asal Lithuania, Ernest Zacharevic. Tembok tua yang
terkesan kumuh atau bangunan dengan cat berwarna polos disulap menjadi tempat
yang sangat artsy oleh dirinya. Lukisan mural yang cool ini bisa ditemui di
sekitar George Town, tepatnya di Muntri Street, Weld Quay, Lebuh Leith,
Armenian Street, Ah Quee Street dan banyak lagi. Ada beberapa yang nyempil di
gang-gang kecil, jadiiiiii kalau kamu ke Penang, saya sarankan untuk kepoin
semuanya yaaa!
Perjalanan pertama yang kami tempuh adalah ke arah Komtar, sebuah komplek yang palugada di Penang. Apa lu mau, ada lah disana! Terminal bus, pusat belanja, tempat makan sampai perkantoran, banyak deh. Nama Komtar sendiri punya kepanjangan, yaitu Komplek Tun Abdul Razak, yang diambil dari nama perdana menteri kedua Malaysia.
Terdekat dari Tune Hotel tempat kami menginap, kami mengunjungi Kuil Kuan Im See. Di Kuil ini mulai terpantau kegiatan ibadah
menjelang Imlek, jadi mamah dan saya memutuskan untuk ndak masuk kedalamnya.
Diperbolehkan, tapi kami urung. Ndak enak mengganggu yang sedang khusyuk.
Kuil Kuan Im See
Nggak jauh dari Kuil Kuan Im See, ada lagi kuil
yang kece, yaitu Kuil Saw Khaw Lean (Heah) Kongsi. Ini tuh macam kuil keluarga gitu, saya juga kurang paham
betul sih, tapi di beberapa web disebutkan bahwa “Khaw Kongsi, or Saw Khaw Lean
(Heah) Kongsi, is the clan association of Chinese Teochew clansmen belonging to
the surname Saw, Khaw and Lean. Among those surnamed Khaw includes those whose
surname is written as Koh and Khor.”
Ini foto waktu 2007
Ini foto waktu 2019. Nggak banyak perubahan selain cat yang memudar, tapi tetap mempesona!
Lihat maps.. yang terdekat dari lokasi ada Teochew Chendul, cendol yang
laziiiizz dan Joo Hooi Cafe yang terkenal
dengan kwetiau nya. Coba deh jalan kesana walaupun sempat terkendala karena
hujan dan nggak bawa payung, tapi kami sempatin neduh dulu di jembatan.
Jembatannya nggak kumuh, tergolong bersih dan ada lift untuk disabilitas! Jadi
untuk yang membutuhkan kebutuhan khusus dan mau nyeberang jalan, nggak perlu
khawatir, pasti bisa nyeberang sendiri.
Hujan dari atas jembatan
Setelah sedikit bersusah payah menerobos hujan,
akhirnya kami sampai di Joo Hooi Cafe. Mulanya saya agak ragu, kok isinya orang
Chinese dan bule ya. Apa jangan-jangan ini gak halal… eh bener dong, pas masuk
ke dalam kafenya dan mau pesan menu, kokinya bilang “No, no! Baik-baik pergi,
ini tak halal ini sebab bakut!”. Ternyata, restoran ini buat kwetiaunya pakai
campuran daging babi, jadinya saya nggak pesan makanan. Adakah dari teman-teman
yang pernah icip kwetiau dan Laksa di Joo Hooi Cafe ini? Bagaimana rasanya?
Pasti enak bangeeeet karena review orang-orang di Maps semua kasih empat-lima
bintang!
Di samping Joo Hooi Cafe ini ada juga yang jualan
cendol (orang Melayu bilang: chendul) yang pakai campuran plain milk dan daging
cendol yang gurih. Saya gak suka sebenarnya sama minuman cendol kalau di
Jakarta, tapi ini beda banget rasanya. Tepung jagungnya kayak crispy gitu,
gimana ya mengibaratkannya, pokoknya bener-bener gurih deh! Salah satu
rekomendasi untuk dicoba di Penang. Bakal nyesel kalau nggak cobain hahahaha..
Ini nih chendul nya. Kecil-kecil tipis tapi gurih
entah mengapa enak buuuangetttt
Alternatif
cendol kalau nggak dapet antrian Teochew Chendul. Lokasinya di Little India.
GURIH!
Jalan
terus, di dekat Joo Hooi ada Pasar Chowrasta. Pasar ini pasar kering yang
didominasi oleh penjual manisan. Beragam buah yang dijadikan manisan ada
disini.
Manisan Pasar Chowrasta
Walaupun hujan, pasarnya nggak bau amis.
Ohiya,
kalian gak perlu khawatir untuk keliling Penang dengan bus, karena hampir
seluruh daerah yang jadi tempat wisata di Penang semua dilewati sama bus.
Busnya pun tersedia setiap lima menit sekali. Nanti aku ulas lagi ya khusus
untuk transportasi disana.
Setelah
hujan reda, kami naik bus CAT menuju arah George Town dengan bus. Tadinya, kami
mau berhenti di Masjid Kapitan Keling, tapi karena kebablasan dan kurang paham
jalan, jadinya kami turun di dekat St. George Anglican alias Gereja
Anglikan. Gereja ini adalah gereja anglikan Inggris yang pertama
dan tertua di Asia. Usianya sudah lebih dari 200 tahun. Gerejanya terawat
dengan baik! (yaiyalah kan dijadiin warisan budaya!). Halamannya luas dan
rumputnya sangat hijau. Cucok deh, putih ijo gitu. Di sebelahnya ada gereja
Katolik, tapi mungkin orang-orang lebih tertarik untuk berfoto disini.
Hanya
bisa memandangnya dari jauh
Selanjutnya
kami bergerak menyusuri jalanan Kapitan Keling. Ketemu nih sama Kuil
Tokong Kuan Yin (Goddess of Mercy Temple). Menurut cerita, kuil ini
dibangun tahun 1800-an sama pengembara China Hokkian dan Kanton dan jadi kuil
pertama yang dibangun di Penang. Kuil ini menghormati Dewi Kuan Im, seorang
penganut Buddhis yang taat dan konon telah mencapai tingkat Nirwana namun
memilih tetap berada di dunia untuk memberi bimbingan dan membantu mereka yang
sedang berjuang untuk mencapai Nirwana. Dulunya, kuil ini dinamai kuil Kong
Hock Keong. Gak cuma dipakai untuk aktivitas agama aja, tapi dari dulu kuil ini
juga berfungsi sosial di dalam masyarakat China. Tapi, pas Chinese Town Hall
dibangun pada tahun 1880-an, kuil ini berubah fungsinya
Selain
Dewi Kuan Im, kuil ini juga menghormati Ma Chor Poh, pelindung para
penjelajah lautan, karena mengibaratkan pengembara Cina yang mengarungi lautan
untuk sampai di Penang. Di dalam kuil ini ada patung Dewi Kuan Im yang
digambarkan sebagai Dewi dengan 18 lengan, dengan wajah yang penuh senyum
ketenangan.
Saat
saya tiba, disana sedang ada ritual menjelang hari raya. Mama dan saya tidak
berkenan untuk masuk ke dalam, walaupun dibolehkan oleh petugas yang ramah. Khawatir
akan mengganggu ketenangan ibadah teman-teman yang sedang khusyuk.
Menyambut
CNY
Tidak jauh dari Kuil Kuan Yin dna masuk kawasan Little India, kami bertemu dengan Sri Mahamariamman Temple. Kuil Sri Mahamariamman adalah candi Hindu tertua yang berdiri di Penang sejak 200 tahun yang lalu. Tampak luar kuil ini penuh dengan patung dewa-dewi Hindu, begitu juga dalamnya. Kuil ini juga dikenal sebagai Kuil Sri Muthu Mariamman dan Kuil Sri Arulmigu Mahariamman. Menurut warga sekitar, selama musim perayaan seperti Deepavali/Diwali dan Thaipusam, kuil ini bakal rame banget dengan warga Hindu Penang. Mereka akan bawa sesaji untuk mengiringi doa-doa perayaan.
Kalau malam, dari samping.
Didatengin bule.
Nah selanjutnya, ini dia nih, Masjid Kapitan Keling, masjid yang
dibangun pada abad ke-19 oleh pedagang Muslim India di George Town. Nama
“Kapitan Keling” sendiri berasal dari nama panggilan penggagasnya, yaitu Kapten
Cauder Mydin Merican. Bahan-bahan bangunannya tempo dulu didatangkan LANGSUNG dari India
loh! Makanya, masjid ini bentuknya bener-bener kayak di Timur Tengah, tapi
tetap dengan bentuk yang sedikit adaptasi dengan bangunan peninggalan Inggris
di sekitarnya. Masjid ini sendiri adanya di Jalan Masjid Kapitan Keling (Lebuh
Pitt) antara Lebuh Chulia dengan Jalan Buckingham.
Pas
kesana lagi ramai syekaleee.. lagi ada acara Tahun Baru Islam
Di perempatan jalan depan Armenian
Street, ada Kuil Yap Kong Si / Yap Kong Si Temple. Kuil keluarga
Hokkien gitu deh, nggak terlalu besar tapi cukup menarik perhatian karena
posisinya bener-bener di tikungan jalan :D.
Kuil Yap Kongsi
Banyak turis :))
Mari
menelusuri Penang Street Art!
Lokasi: Armenian
Street
Udah
deh. Kalau disini isinya si mamah minta fotooooooooooooooooooo terus buat isi
foto pisbuk :)) Ohiya di pelosok gang-gang Penang banyak toko dan kafe yang
bagus-bagus! Bisa jadi referensi buat yang mau jajan-jajan chantiq. Karena aku
males explore makanan, jadi ya nggak tertarik juga sih mau nyoba :))
Rumah-rumah Old Chinese
Yaudahlah namanya juga difotoin emak :(
Difotoin emak lagi :(
Ada
yang jual post card KOCHENK LUCU LUCU BANGAT! Harga RM 3 each.
Dah
capek hari pertama. Bubu hotel deh.
HARI
KEDUA menjelajah tempat wisata di Penang, kami mencari bangunan-bangunan
bersejarah dan museum. Bertemulah dengan Galeri Melayu Pulau
Pinang atau Penang Museum Gallery, sebuah museum budaya
yang didalamnya menampilkan sejarah dan budaya Melayu di Penang. Kata pak
satpam, galeri ini dibuka untuk umum pada bulan Desember 2015 dan galerinya ada
di lantai bawah dan atas mansion. Lantai bawahnya untuk lobi. Kami kurang
beruntung karena nggak bisa masuk sana karena belum buka :)) masih jam 8 pagi
kami jalan dan mansionnya buka jam 10, jadi yaaa daripada menunggu kelamaan,
kami muter-muter aja deh ke tempat yang lain.
Berkelana di taman-taman Kota Penang
Church of the Assumption
The name is: Too Salty Sculpture :))
Bangunan Cina Lama
Taa-daa! Tibalah kami di pesisir pantai!
The Cenotaph War Monument (Monumen peninggalan Perang Dunia I yang didirikan untuk menghargai jasa para pejuang Inggris yang gugur)
Parliament Building
Gak jauh dari monumen PD I ini ada Benteng Fort Cornwallis, benteng yang dibangun oleh Kongsi
Dagang Inggris (macam VOC nya Belanda di Indonesia) pada akhir abad ke-18. Nama
benteng ini diambil dari nama jenderal Inggris yang memimpin perang Amerika,
Charles Cornwallis, Marquess Cornwallis I. Benteng Cornwallis adalah benteng
terbesar yang masih berdiri di Malaysia. Sepanjang sejarahnya, benteng ini
tidak pernah terlibat dalam pertempuran. Benteng ini berdiri untuk melindungi
Pulau Pinang dari Kedah dan Amerika.
Di
dalam benteng Fort Cornwallis ada patung-patung jenderal Inggris pada masanya,
meriam dan sisa-sisa pasca perang lainnya. Biaya masuk sebesar MYR 30 untuk
turis. Saya memilih tidak masuk, lewat aja di depannya :))
Fort Cornwallis
Sekitar Fort Cornwallis ada Queen Victoria Memorial Clock
Tower atau bisa juga
disebut Jubilee Clock Tower, sebuah monumen
yang dibangun untuk memperingati diamond
Jubilee Ratu Victoria
pada tahun 1897. Menara ini tingginya enam puluh kaki, satu kaki untuk setiap
tahun pemerintahan Victoria.
Konon, menaranya rada miring sebagai akibat dari guncangan bom di PD II.
Mari kita ke pesisir!
Gereja
Church Street Pier. Seumur dengan Tugu Queen Victoria tadi dibangun.
Tibalah kita
pada satu kawasan yang merupakan kawasan permukiman tradisional etnis China
yang berprofesi sebagai nelayan di George Town, Penang, namanya Chew
Jetty. Pemukiman atau kampung ini lokasinya di Pangkalan Weld, pesisir
Pulau Pinang yang dibangun oleh Clan
Jetties, klan Cina Nelayan yang hidup di Penang. Mulanya, Kampung
Nelayan ini merupakan pemukiman pelarian orang-orang dari Tiongkok karena ada
perang pada abad ke-18, lalu mereka mendirikan rumah-rumah kayu di pinggir
laut. Ada 7 klan dengan total 42 rumah berada di sekitar dermaga ini. Pada
tahun 1941, terjadi pengeboman yang mengakibatkan rumah-rumah terbakar di
pesisir pantai. Setelah perang dunia kedua, dermaga ini dibangun kembali.
Hingga saat ini, Chew Jetty jadi rekomendasi turis, biasa disebut Kampung
Nelayan.
Dermaga
Selanjutnya….. mari cari-cari mural lagi!
Street Art: Susu Soya Asli dan Segar
Street Art: Brother and Sister on a Swing
Street Art: Property-Sculpture
Street Art: Double-Role Sculpture
Ini dia gereja Wesley Methodist Penang. Sama, dibangun sejak tahun 1800-an dan masih berdiri kokoh sampai sekarang!
Di sekitar Pulau Tikus (bukan berarti banyak
tikusnya ya! ini hanya nama wilayah aja), ada kuilnya orang Myanmar, namanya Dharmikarama Burmese Temple. Waktu kesana gak
ada yang bisa ditanya karena masih pagi banget, jadi saya sempat googling
tentang satu-satunya kuil Burma yang ada di luar Myanmar ini. Tautannya bisa di
lihat disini ya. Terasa ga perlu jauh ke Myanmar untuk lihat-lihat
Pagoda, di Penang ada semua :))
Pagoda
Persis banget di depan Burmese Temple ini, ada Reclining Buddha Wat
Chaiyamangalaram atau Wat Chaiya, tempatnya patung
Buddha tidur yang besaaar. Katanya penjaga disana, patung Budha dengan posisi
tiduran ini punya panjang 33 meter. Hampir mirip dengan patung Buddha yang ada
di Wat Pho, Bangkok.
Tampak depan
Di belakang patung Buddha berbaring ini, ada
deretan patung-patung Buddha dengan beragam bentuk dan posisi yang seolah
melindungi rak-rak kaca yang terdapat guci-guci yang berisi abu orang yang
sudah meninggal dunia.
Ini tempat abunya.
Di depan patung Buddha terdapat wheel of fortune.
Kamu bisa masukin 50 sen ke dalamnya, nanti dia akan mengeluarkan kata-kata
mutiara untuk keberuntunganmu. Sayangnya pas saya coba, koinnya ga mau
nyangkut, padahal yang lainnya pada bisa semua :”)
Oh iya, banyak kuil kecil di luar
bangunan utama kuil yang juga tempat sembahyang bagi umat Buddha juga.
Setelah
dar Wat Chai, saya memutuskan untuk pergi ke Kek Lok Si, sebuah
kuil di atas bukit yang letaknya di daerah Air Itam. Perjalanannya cukup jauh
dan katanya Maps, kalau naik bus agak berputar dan makan waktu cukup lama. Jadi
yaudah cus aja lah pake Grab. Dari Wat Chai, biayanya hanya RM 9 atau sekitar
35 ribuan. Cukup murah dan menghemat waktu perjalanan.
Lumayan
cepat sih, sampai di pasar Air Itamnya hanya 20 menit, tapi untuk mencapai Kek
Lok Si maceeeet total. Mungkin karena besoknya mau Chinese New Year jadi
wisatawan membludak dan mau ada acara juga disana, entahlah. Jadi kami turun di
pasar Air Itam dan jalan kaki menuju Kek Lok Si.
Perjalanan
yang lumayan bikin eungap terbayar dengan kecantikan pagoda Kek Lok Si ini.
Putih bersih dengan hiasan warna emas di sekelilingnya, ditambah ornamen merah
lampion bikin segar mata, apalagi cuaca pun sedang cerah-cerahnya.
Kek
Lok Si Temple berarti Kuil Kebahagiaan Tertinggi atau Temple
of Supreme Bliss. Kuil ini termasuk lokasi ziarah yang penting bagi
penganut ajaran Buddha. Karena mau CNY jadi banyak hiasan lampu lampion di kuil
ini, kalau hari biasa lampionnya gak seramai ini. Pembangunannya sejak tahun
1893. Pagoda ini tuh macam perpaduan antara gaya oktagon China (kelihatan di
berbagai sudut pagodanya) tapi TIDAK menghilangkan kultur Thailand nya,
dikombinasi juga dengan atap model pagoda Myanmar.
Bangunan
oktagon ala Cina, atap Burma, dekorasi Thailand.
Letaknya benar-benar di bukit.
Ini
yang bikin makin keren sih, karena bentuknya benar-benar unik. Daya tarik
utamanya adalah pagoda tujuh tingkat yang menakjubkan Pagoda Rama VI (Pagoda
10.000 Buddha), selesai tahun 1930. Terkenal dengan 10.000 patung Buddha pualam
dan perunggu di dalamnya ini, pagoda ini dirancang untuk menyimbolkan harmoni
Buddha Mahayana dan Buddha Theravada.
Saya
memutuskan untuk tidak masuk ke ruang ibadah. Lagi-lagi untuk menghargai yang
sedang ibadah. Karena kami mau balik ke Pasar Chowrasta mau beli oleh-oleh :)))
Pintu keluar Kek Lok Si
Ohiya. Tahukah kamu, bahwa ada makam Yahudi di daerah Georgetown, Penang?
Jewish
Cemetery atau Makam
Yahudi di Penang ini ialah makam Yahudi tertua di Asia Tenggara yaitu
sejak tahun 1800-an, karena menurut sejarah, Yahudi sudah meninggalkan Asia
Tenggara awal 1900-an. Dulu, lokasi makam ini terletak di Jalan Yahudi sebelum
akhirnya jalan ini berganti nama menjadi Jalan Zainal Abidin.
Konon,
orang-orang Yahudi terkenal sebagai perantau di tanah Asia Tenggara. Rata-rata
dari Yahudi ini berkelana dari Persia, India hingga ke Singapura dan Malaysia
(Penang). Mereka banyak bekerja sebagai penjahit, juru tulis, perhiasan dan pemberi
pinjaman uang alias kang kredit. Mulanya, orang-orang Yahudi ini sangat
melimpah di Penang karena dinilai sebagai negara yang strategis untuk
perdagangan dan bisnis, namun semakin lama semakin turun populasinya karena
terjadi perang antara Inggris dan Jepang di Semananjung Malaya. Setelah perang,
beberapa orang Yahudi yang tersisa di pulau itu bermigrasi ke Singapura,
Australia, Israel dan Amerika Serikat. Pada 1969, hanya ada tiga keluarga
Yahudi yang tersisa dan sekarang mereka semua telah pergi mencari suaka,
seiring perkembangan Islam juga di semenanjung.
Batu
nisan Yahudi tertua adalah tertanggal 9 Juli 1835 yang didedikasikan untuk
Rachamah Levi dan diyakini menandai kuburan seorang wanita Inggris yang
merupakan donatur yang menyumbangkan tanah tempat kuburan saat ini berdiri.
Sebagian besar kuburan mengambil bentuk peti mati berkubah segitiga, menyerupai
osuarium yang biasa ditemukan di Timur Tengah, di mana tulang-tulang dari
beberapa tubuh disatukan. Ada sekitar 107 kuburan yang terletak di kuburan,
dengan batu nisan terbaru (dan menjadi Yahudi terakhir di Pulau Penang) tahun
2011. Makam ini menjadi satu-satunya makam yang didirikan hanya untuk komunitas
Yahudi yang kecil dan berkembang pesat di Semenanjung Malaysia. Untuk ulasan
lengkapnya, bisa diakses di sini.
Sekian
tentang perjalananku ke tempat wisata di Penang. Sangat terkesan karena
benar-benar banyak tempat bagus dan bersejarah. Kehidupan multikultur yang
hidup rukun di Penang benar-benar menjadi bukti bahwa toleransi itu nyata
adanya. Akulturasi budaya di berbagai sudut kota pun terlihat dari
bangunan-bangunan peninggalan sejarahnya. Sudah berencana tahun depan ingin
eksplor Penang lagi karena merasa jalan kakinya kurang puaaaas disana! :”)
Untuk
teman-teman yang mau itinerary saya selama di Penang, silakan sedot disini ya :D
Selamat
mengatur waktu dan budget untuk liburanmu!
Wah benar-benar lengkap ulasannya! Terima kasih sudah sharing, mbak.
ReplyDeletewah asyik benar , kapan aku bisa ke sana
ReplyDeletewhoaaa jadi kepengen muter-muter eksplorasi tempat itu mbak.. Seruuuu
ReplyDeleteSurganya wisata & kuliner hehe
ReplyDeleteApakah kawasan nie pecinan mbak kok baanyak bangunan bergaya tionghoa?
Kapan ya bisa jalan2 keluar negeri hehehe semoga suatu saat nanti :)
We also provide Free Shipping on your order of $99 or extra. It is generally not a good suggestion to stay with only one supplier. If they turn out to be ineffective, or their business goes under, you need to guarantee have the ability to|you rose sex toy probably can} nonetheless function with out interruption. By in search of multiple of} suppliers, you’ll also make sure that|be sure that} you at all times get the costs and repair.
ReplyDelete